Ingin Mengenal INNER CHILD dan Diri Anda?
Mengetahui di Mana Inner Child ada Trauma dan Luka, dan Apa Potensinya yang Terhambat?
Ini bukan terapi. Ini analisis sehingga Anda bisa lebih mengenal Inner Child dan diri Anda, dengan menggunakan Human Design.
Di sebuah sesi analisis, seorang klien spontan nyeplos “saya gak mau jadi kayak ibu saya!”
Dia sangat kaget karena belum pernah menyadarinya selama ini, apalagi mengungkapkannya selepas ini.
Namun di satu sisi dia merasa bersalah. Karena menurut dia normalnya seorang anak mestinya kepingin jadi seperti ibu atau bapaknya.
Inilah antara lain yang selama ini terpendam dalam dirinya dan belum pernah disadarinya.
Jadi walaupun bukan terapi, analisis ini bisa membantu orang untuk menyadari dan lebih mengenal dirinya.
Syarat dan Ketentuan
- Tiap orang hanya boleh mendaftar satu sesi promo Human Design Analysis ini:
Promo 1 Jam (Best Seller) ATAU Promo 2 Jam (Best Value).
(Jika Anda ingin mendaftar lebih dari satu sesi, silahkan daftar di sini.) - Anda akan mendapatkan jadwal setelah melunasi pembayaran dan mengisi formulir pendaftaran.
- Sesi Human Design Analysis dilakukan melalui online Zoom.
Yuk Pilih Salah Satu Promo Ini dan Daftar Sekarang!
Promo 1 Jam
(Best Seller!)
1000K
500K
Basic Human Design Analysis
Promo 2 Jam
(Best Value)
2000K
950K
Essential Human Design Analysis
Jika Anda perlu bantuan, silahkan hubungi saya di WhatsApp 0816-795-785.
Thanks!
Transpersonal Psyche Soma Analyst & Practitioner
Human Design Counselor & Practitioner
Author Adaptive Parenting
F A Q
Adaptive Parenting adalah sintesis dari Positive Parenting dan Human Design, di mana saya menggunakan Positive Parenting untuk panduan dan cara berpikir orang tua yang bijak dalam menghadapi perilaku anak, dan menggunakan Human Design untuk melakukan pendekatan interaksi yang detil ke anak.
Untuk penjelasan yang lengkap dan detil tentang Adaptive Parenting, silahkan Anda baca buku Adaptive Parenting yang diterbitkan Elex Media, yang bisa Anda pesan di sini.


Human Design adalah sintesis dari empat ancient wisdoms (ilmu kebijaksanaan kuno), yang menjadi suatu sistem tersendiri:
- Astrology
- I Ching
- Chakra dari tradisi Hindu Brahmin
- Tree of Life dari tradisi Zohar / Kabbalah
Secara sederhana Human Design adalah peta energi diri kita, yang membantu kita mengenali diri kita, genetika, pikiran bawah sadar dan pikiran sadar, sifat, bakat, karakter, cara kita bertindak dan mengambil keputusan, sehingga kita bisa menjalankan hidup kita dengan lancar dan lebih sedikit hambatan.
Perlu diingat bahwa Human Design bukanlah alat ramalan atau yang berkaitan dengan hal-hal religi lainnya. Human Design adalah alat scan psikologis yang mana digunakan untuk mendeteksi pola sadar serta bawah sadar manusia, sehingga manusia itu bisa kembali kepada harkat martabat fitrahnya yang asli dan otentik.
Tidak ada keniscayaan, kesembuhan seketika, atau garansi hasil dengan penggunaan Human Design. Chart reading, analisa dan advising bukanlah penyembuhan atau pemulihan jiwa, dan hasil setiap orang berbeda.
Banyak sekali aplikasi dan manfaat Human Design, antara lain:
- Parenting
- Self improvement (pengembangan diri dengan mengetahui bakat, sifat dan karakter)
- Learning style (mengetahui cara belajar dan jurusan yang cocok)
- Career guidance (mengetahui karier, profesi atau usaha yang sesuai)
- Job recruitment and placement
- Team building
- Intimate relationship
- Counseling
- Relasi yang lebih baik antara ortu dan anak
Ini adalah pertanyaan yang bagus sekali and I really appreciate it.
Perlu kita sadari bahwa setiap anak unik, berbeda dengan bakat, sifat dan karakternya masing-masing. Setiap anak mempunyai blueprint-nya masing-masing. Jadi tiap anak membutuhkan parenting yang sesuai dengan blueprint-nya masing-masing agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan keunikannya.
Tetapi apa kenyataannya yang terjadi?
Kita dibesarkan menurut gaya parenting ortu kita masing-masing. Ortu kita pun juga dibesarkan menurut gaya parenting ortu mereka. Dan kita cenderung meniru gaya parenting ortu kita saat membesarkan anak kita, atau mungkin kita justru melakukan kebalikan dari gaya parenting ortu kita.
Sedangkan gaya parenting tersebut belum tentu cocok untuk anak kita yang unik. Dan ini memang bukan salah kita, atau pun salah ortu kita, karena selama ini kita tidak tahu dan belum mengerti.
Lalu bagaimana kita tahu keunikan anak kita sehingga kita bisa menggunakan gaya parenting yang sesuai untuk anak kita? Nah di sinilah Human Design bisa membantu kita untuk mengenali keunikan anak-anak kita sehingga kita bisa mem-parenting sesuai keunikan mereka, sesuai dengan kebutuhan mereka, dan kita bisa mengarahkan mereka untuk masa depan yang lebih cerah.
Ada banyak contoh-contohnya. Di sini saya kutip beberapa sharing para moms yang sudah mempraktekkan dan merasakan manfaatnya setelah mengikuti sesi privat maupun melalui analysis report:
- Saya mengetahui kalau anak saya so feeling person dan type Projector. Saya dianjurkan untuk tidak menyuruh-nyuruh tapi lebih touch her feeling dengan men-suggest dari pada memerintah. Kemudian saya mencoba untuk kegiatan simple seperti mandi atau tidur, saya tidak lagi menyuruh dengan berkata “ayo cepet ini” atau “ayo cepat itu”. Namun lebih mengarahkan seperti “coba cium deh badannya bau gak? Kalau begitu berarti saatnya untuk..?” dengan santai dan tanpa harus berulang-ulang diperintah, anak saya langsung jawab “mandi” dan ajak mbak nya untuk segera memandikannya.
- Saya jadi lebih jelas, jeli dan juga bisa memaklumi anak saya. “Memang dari sananya sudah begitu!” Misalnya kebiasaannya yang suka menunda-nunda untuk berpakaian sehabis mandi. Dari pada saya marah-marah, saya ganti dengan kalimat undangan “coba Mama lihat, anak mama sudah bisa pakai baju sendiri ya?” karena naturnya anak saya yang memang menunggu undangan dan suka diakui kemampuannya.
- Sangat membantu saya utk “menerima” sifat2 bawaan anak saya dan cara mengatasinya. Hanya setelah 1 sesi advising, saya sudah bisa mengetahui apa saja yang menimbulkan ‘emosi negatif’ pada anak saya dan cara2 mengatasinya. Kini hubungan kami dengan anak2 jauh lebih baik dan anak saya yang tadinya mudah marah sekarang sudah dapat melampiaskan emosinya dengan cara yg lebih positif.
Silahkan juga Anda lihat contoh lebih detilnya di Comprehensive Analysis Report. Silahkan Anda download contoh report-nya di sini.
Berikut ini adalah contoh-contoh nyata dari sharing para moms yang sudah mempraktekkannya setelah ikut sesi privat mau pun melalui analysis report:
- Kami mengajak anak kami sesering mungkin bermain dengan cara ‘eksperimen’. Mengajak rutin mandi di sungai, bukan di kolam renang. Mengajak bermain lilin dan kembang api. Membiarkannya memanjat pagar sesukanya. Dan mainan2-nya cukup kami tata di meja lebar. Tidak kami bereskan. Supaya anak kami setiap saat bisa bermain sepuasnya.Perkembangan sementara: anak kami jadi lebih responsif. Lebih peduli dengan lingkungan. Dia sudah bisa ngasih makan kucing dan kelinci. Mau mengajak bermain anak lain. Kami bisa memahaminya, setelah Pak Aldian mengungkapkan bahwa mainan berantakan adalah hal normal.Saat ini, frekuensi dia bicara, jadi lebih sering. Dulu belum bisa menari, sekarang sudah bisa menirukan tarian di TV. Sementara demikian info kami. Sambil mengajak dia eksperimen lebih variatif lagi.
- Nah, kebetulan saya juga sedang mencari sekolah untuk anak saya. Bingung pilih sistem pendidikan apa yang paling cocok, apakah nasional, nasional plus, Cambridge atau international. Dari hasil analisa Aldian, ternyata anak saya suka yang belajar sampai mendalam dan tipe trial and error gitu. Jadi saya dan suami mantap akan pilih sekolah yang lebih banyak projeknya daripada teori.Saya dan suami bisa menjadi orang tua yang lebih baik untuk anak kami dan hopefully we could bring out the best in her
Contoh-contoh yang lebih lengkap bisa Anda lihat di contoh Learning Style Report. Silahkan Anda download di sini contoh report-nya.
Ada seorang mom yang ikut sesi privat parenting advising. Mom ini tinggal bersama suaminya beserta kedua anaknya. Dan mama mertuanya juga tinggal di rumah mereka.
Anak sulung mom ini gak nafsu makan pada pagi hingga sore hari. Makannya dikit banget. Tapi begitu jam 10 malam, minta makan. Dan yang biasanya buatin makannya adalah omanya.
Oma ini suka ngomel karena cucunya makannya malam-malam. Merasa seperti direpotin.
Si mom juga kadangan kesal mesti siapin anaknya makan malam-malam karena sudah capek seharian kerja. Yes, she’s also a working mom. Kerja dari pagi sampai sore, sampai rumah sudah capek dan kepingin istirahat, tapi sekitar jam 10 malam masih mesti siapin makan anak sulungnya.
Worse, si oma kadangan juga ngomel ke mom ini karena jam makan cucunya “gak wajar”. Ya, khan biasanya orang makan jam sekitar jam 6 – 7 malam.
Jadi bisa dibayangkan ketegangan di keluarga tersebut… hampir tiap malam.
Setelah saya analisa chart Human Design-nya, anak ini ternyata nokturnal. Nokturnal adalah istilah di Human Design di mana seseorang lebih aktif pada malam hari, dan justru sehat baginya untuk makan pada malam hari (setelah matahari terbenam hingga sebelum matahari terbit). Jadi normal bagi anak ini untuk minta makan jam 10 malam. Karena memang begitulah design-nya.
Saya jelaskan hal ini ke mom ini. Saya juga minta mom ini untuk menjelaskannya ke sang oma, agar bisa memfasilitasi kebutuhan cucunya yang memang unik.
Dan saya berikan juga saran agar mengajari si anak untuk bisa menyiapkan sendiri makannya, sehingga tidak perlu selalu oma atau mom yang menyiapkan makan malam anak ini.
Jadi dengan mengetahui keunikan anak melalui Human Design, ortu bisa lebih memahami dan memfasilitasi kebutuhan anak.
Jawaban singkatnya adalah YA. Human Design mempengaruhi proses belajar anak.
Mungkin Anda akan bertanya lebih lanjut: bagaimana mempengaruhinya?
Dan saya jelaskan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses belajar adalah panca indra. Karena otak menerima informasi dari panca indra:
- Penglihatan (mata)
- Penciuman (hidung)
- Pendengaran (telinga)
- Pencecap (lidah)
- Sentuhan (kulit)
Kadar informasi yang diterima otak dari panca indra ini berbeda. Karena setiap orang mempunyai panca indra yang lebih dominan dari panca indra lainnya. Misalnya penglihatannya paling dominan. Atau mungkin ada orang yang pendengarannya paling dominan.
Bagaimana tahunya panca indra mana yang paling dominan?
Dengan menggunakan Human Design.
Dan apa efeknya jika panca indra yang paling dominan tersebut yang distimulasi?
Informasi yang diterima otak berpotensi bisa lebih banyak, sehingga proses belajar juga berpotensi lebih optimal dan efektif.
Jadi ya, Human Design mempengaruhi proses belajar anak.
Ada seorang anak yang dominan indra sentuhannya. Sewaktu saya jelaskan ke ortunya, papanya spontan berkomentar takjub “oh pantesan Eric sewaktu belajar baca huruf-hurufnya dipegang sambil nyebut hurufnya.”
Iya anak tersebut, Eric, belajar membacanya suka dengan mainan huruf-huruf. Dan dia suka memegang dan meraba huruf-huruf tersebut. “Ini A.” “Ini B”. Dan seterusnya.
Dan ini saya baru jelaskan secara singkat satu faktor yang berpengaruh dalam proses belajar. Masih ada faktor-faktor lainnya yang terlalu panjang untuk saya jelaskan di sini, sehingga perlu saya jelaskan secara khusus melalui webinar, workshop atau sesi parenting advising.