Apa Yang Sebaiknya Ortu Lakukan Ketika Anak Takut?
Beberapa minggu lalu saya dan kedua putri kembar saya nonton Smallfoot di bioskop. Film anak- anak dengan rating SU alias Semua Umur.
Waktu itu kebetulan saya lihat ada dua anak balita beserta dua perempuan dewasa yang juga mengantri menunjukkan tiket untuk masuk ke theater.
Salah seorang anak itu teriak sambil mogok diam di tempat, “Gak mau masuk! Gelap, Takut!”
Tapi anak ini tetap terlihat setengah dipaksa digandeng masuk oleh salah satu perempuan dewasa tersebut sambil bilang, “Takut apa sih? Nonton film aja kok takut. Ayo masuk!”
Seandainya kita menjadi anak ini, apa perasaan kita?
Dan seandainya kita menjadi perempuan dewasa tersebut, apa sebetulnya yang kita lakukan terhadap anak itu?
Yang terjadi pada anak ini adalah emosi atau perasaannya tidak diakui oleh perempuan dewasa tersebut. Emosinya dikecilkan bahkan ditolak.
Sudah takut tapi tidak diakui takutnya, dan bahkan dipaksa untuk menuju ke tempat yang ditakutinya. Berbagai emosi negatif lainnya bisa muncul dan berkecamuk dalam dirinya… Mungkin marah, frustrasi, dendam…
Baikkah ini bagi si anak?
Baikkah ini bagi relasi anak dan perempuan dewasa itu?
Jawaban singkatnya… tidak baik karena merusak.
Seandainya situasi yang sama terjadi pada anak kita, misal anak takut terhadap sesuatu… Apa sebaiknya yang kita lakukan?
Penting: Kenapa Orang Tua Tidak Boleh Melabel Emosi Anak?
Yang terutama dan terpenting adalah kita mengakui emosi anak tersebut. Apa pun emosinya.
Bagaimana caranya?
Simple banget.
Dengerin aja dengan penuh perhatian sewaktu anak mengungkapkan emosinya. Jangan dihakimi.
Sebentar lagi Indonesia masuk musim hujan. Di awal dan akhir musim hujan biasanya sering terjadi hujan petir. Anak kecil biasanya takut dengar suara keras petir atau geledek yang menggelegar, “duar!”
Lihat langit yang gelap mendadak seperti ada garis putih terang juga mungkin takut. Apalagi sambil diiringi suara dentuman petir bersahutan.
Anak Anda mungkin menutup telinga. Juga merem matanya. Badannya mengkerut. Ya, anak itu ketakutan. Dia bisa juga berlari masuk ke kamar Anda sambil menangis. Mencari Anda. Mencari perlindungan. Anda pun duduk di sebelahnya berhimpitan. Dia merasa kehangatan badan Anda. Dia merasa diterima. Dia merasa aman.
Pada saat itu jangan sampai terlontar kalimat penolakan seperti misalnya, “Masa sama petir aja takut? Udah gede kok masih takut petir?”
No, never ever ucapkan itu.
Nanti lama-kelamaan anak akan bisa outgrow and overcome ketakutannya. Just let him or her grow at his / her own pace.
Bagaimana caranya?
Please invite me for parenting consultation and advising.
- ANAK TERLAMBAT BICARA?Bisa Jadi Inilah Salah Satu Penyebabnya… - September 22, 2023
- MENGKRITIK Anak & Pasangan = MENGKRITIK Diri Sendiri?? - September 20, 2023
- Memang Perlu MENGHIPNOSIS ANAK Agar Fokus & Teliti Saat Ujian? - September 18, 2023