Bagaimana Kalau Bebek Diajar Berlari?

Ketika bebek diajar berlari, selaput kakinya luka dan robek, dan akhirnya malah membuatnya sulit untuk berenang.
Sejak pertama kali mendengar tentang fabel Sekolah Hewan (The Animal Schools) karangan George Reavis ini, fabel ini selalu saya ingat ketika mendidik anak-anak saya, karena sangat membuka pikiran saya.
Dan fabel ini memang sangat menyentil kita, para ortu, yang biasanya selalu menyamaratakan anak-anak kita.
Nah begini ceritanya…
Suatu ketika semua hewan di hutan berkumpul dan membuat sekolah bagi anak-anak mereka untuk mengatasi masalah kekinian. Mereka mengadopsi kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran berlari, memanjat, berenang dan terbang. Dan agar mudah melakukan kurikulum ini, maka semua anak hewan harus mengikuti semua mata pelajaran tersebut.
Bebek sangat jago berenang, bahkan lebih jago dari gurunya. Tapi bebek sangat lambat larinya. Karena itu bebek disuruh berhenti berlatih berenang dan harus fokus latihan lari. Akhirnya selaput kaki bebek jadi luka-luka dan robek-robek. Bebek berenangnya pun jadi lambat dan hanya secepat rata-rata sekolah. Dan tentu saja rata-rata dianggap normal di sekolah ini jadi tidak ada yang mempermasalahkannya, selain bebek itu sendiri.
Kelinci paling cepat larinya di sekolah itu. Tapi selalu cemas dan depresi karena harus belajar berenang, dan akhirnya semua bulunya rontok.
Di kelas memanjat, elang selalu nomor satu dan mengalahkan murid-murid lainnya karena elang memakai caranya sendiri, yaitu terbang ke puncak pohon. Hal ini tidak diterima oleh sekolah, maka elang selalu dihukum.
Dan akhirnya pada akhir tahun pelajaran, seekor belut yang hanya bisa sekedar berenang, berlari, memanjat dan terbang, mendapatkan nilai rata-rata tertinggi di sekolah itu dan menjadi siswa teladan.
Kasihan sekali si bebek yang berbakat dan jago berenang akhirnya malah jadi lambat berenangnya karena dia dipaksa belajar berlari.
Dan inilah yang bisa terjadi ke anak-anak kita kalau kita menyamaratakan mereka, tidak mempedulikan bakat dan keunikan mereka, tapi justru memaksa mereka untuk bisa segala macam hal, yang pada akhirnya malah mengkerdilkan dan merugikan mereka.
Setiap anak unik dan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi marilah kita fokus ke keunikan mereka masing-masing, didik dan besarkan mereka sesuai Kids Blueprint mereka masing-masing, dan jangan paksa mereka untuk bisa semuanya yang akhirnya malah membuat mereka menjadi rata-rata.
Belum punya Kids Blueprint anak Anda untuk tahu keunikan masing-masing anak Anda? Silahkan ambil di sini sekarang karena masih gratis.
- Tahukah Anda? Inner Child Tidak Akan Hilang Setelah Diterapi - January 14, 2023
- Cerita Realita: Seorang Wanita Karier yang 3x Putus Cinta dan Susah Move-On - December 6, 2022
- Cerita Realita: Seorang Mommy yang Mogok ke Dokter karena Disuruh Berhenti Merokok oleh Dokternya - November 29, 2022