Panca Indera vs Hafalan: Apa Efeknya?? - Adaptive Parenting & Counseling

Panca Indera vs Hafalan: Apa Efeknya??

Ini menarik!

Apa hubungannya panca indera dengan menghafal? Lalu bagaimana memanfaatkan panca indera kita agar kita lebih cepat menghafal?

Dan bagaimana kita bisa mengajari anak kita untuk juga bisa melakukannya?

Selain perlu emosi positif pada saat belajar atau menghafal, kita juga bisa manfaatkan kombinasi panca indera kita, atau disebut sebagai multisensory.

Kenapa begitu?

Begini sederhananya:

Otak kita menerima informasi dari panca indera kita: penglihatan, pendengaran, sentuhan dan lainnya. Atau dengan kata lain, panca indera kita mendapatkan stimulus dan mengirimkan informasi tersebut ke otak kita. Dan informasi tersebut bisa saling melengkapi.

Ini bisa kita tes secara sederhana.

Coba nyalakan TV atau buka Youtube, dan tonton video orang yang sedang berbicara dan matikan volume -nya (dibikin mute). Ketika mata Anda memperhatikan mulut orang yang sedang berbicara tersebut, telinga Anda juga seakan-akan mendengarkan apa yang diucapkan oleh orang tersebut, padahal Anda tidak mendengarnya karena volume-nya Anda bikin mute!

Multisensory vs Unisensory

Ingat ya, ketika kita hanya menggunakan satu panca indera, ini disebut sebagai unisensory. Dan ketika kita menggunakan kombinasi lebih dari satu panca indera, disebut sebagai multisensory.

Ada eksperimen oleh seorang cognitive psychologist bernama Richard Mayer.

Eksperimennya sederhana. Dia membuat tiga kelompok:
• Kelompok pertama hanya mendapatkan informasi yang dikirim melalui satu indera, misalnya penglihatan.
• Kelompok kedua hanya mendapatkan informasi lewat satu indera yang lain, misalnya pendengaran.
• Kelompok ketiga mendapatkan informasi lewat kombinasi kedua indera tersebut, yaitu penglihatan dan pendengaran.

Hasilnya?

Kelompok di lingkungan multisensory selalu lebih baik hasilnya dibandingkan kelompok yang unisensory. Kelompok multisensory lebih akurat ketika mengingat. Bahkan ingatan mereka jauh lebih lama, dan terbukti hingga 20 tahun kemudian!

Bagaimana Kita Memanfaatkan Multisensory dalam Belajar?

Saya jadi teringat sewaktu saya SMA dulu dan mesti menghafalkan nama-nama species dalam bahasa Latin di pelajaran biologi. Banyak banget nama-nama yang mesti dihafal dan namanya juga aneh-aneh. Apa yang saya lakukan waktu itu?

Saya menulis ulang setiap nama species tersebut beserta artinya di kertas. Lalu saya baca. Bukan sekedar baca dalam hati, tapi saya baca keras-keras.

Jadi secara tidak sadar pada waktu itu saya sudah belajar menghafal menggunakan multisensory:
• Menulis ulang => sentuhan dan kinestetik
• Membaca => penglihatan atau visual
• Mendengar sewaktu baca keras-keras => pendengaran atau auditory

Anda bisa ajarkan teknik yang sama ke anak Anda, dengan berbagai variasinya. Misalnya dengan menggunakan mindmap, flash card, atau rekam suaranya dengan voice recorder.

Dan tergantung Kids Blueprint anak Anda, kita bisa manfaatkan multisensory ini secara lebih spesifik dan detil.

Misalnya untuk anak sulung saya, saya juga gunakan aroma atau bau-bauan yang disukainya untuk menstimulasi penciumannya. Dan karena anak sulung saya mudah terganggu secara visual, maka jendela dan korden kamarnya selalu ditutup saat dia belajar.

Silahkan undang saya jika Anda ingin mendapatkan advising dari hasil analisa Kids Blueprint anak Anda.

Aldian Prakoso

Click Here to Leave a Comment Below