Cerita Realita: Seorang Mommy yang Mogok ke Dokter karena Disuruh Berhenti Merokok oleh Dokternya - Adaptive Parenting & Counseling

Cerita Realita: Seorang Mommy yang Mogok ke Dokter karena Disuruh Berhenti Merokok oleh Dokternya

Seorang mommy setengah baya bisa habis beberapa bungkus rokok dalam sehari. Paru-parunya pun hanya tinggal sebelah karena yang satu rusak tidak berfungsi lagi dan sudah diangkat oleh dokter.

Mommy ini tidak bisa lagi beraktivitas yang berat. Dan ke mana-mana selalu membawa tabung oksigen inhaler portable, untuk jaga-jaga jika sampai kesulitan bernafas.

Mommy ini sudah tahu jika ini disebabkan merokok selama puluhan tahun. Namun dia tidak bisa berhenti.

Bahkan mommy ini mogok ke dokternya ketika disuruh berhenti merokok oleh dokternya.

“Saya disuruh berhenti merokok sama dokter saya. Ya sudah saya gak ke dokter itu lagi. Saya pergi ke dokter lain!” begitu ceritanya dengan nada tinggi.

“Ke dokter lain?” tanya saya.

“Iya. Kalau sampai saya disuruh berhenti merokok lagi, nanti saya cari dokter lain lagi.”

Dan hingga kini mommy ini masih belum berhenti merokok.

Berhenti merokok memang tidak mudah bagi orang yang mencandu rokok atau nikotin. Bisa sakau… gelisah, depresi, susah konsentrasi, iritasi, mudah marah, lapar dan lainnya.

Karena memang akar penyebabnya di Unconscious, sehingga perlu terapi yang tidak sebentar, dan bisa tahunan.

Menurut Sigmund Freud, salah satu bapak psikologi dunia, kecanduan rokok atau nikotin disebabkan karena seseorang kekurangan ASI pada usia 0 – 1 tahun, yang membuatnya mengalami oral fixation, yang dilampiaskan dengan merokok.

Seseorang dengan fiksasi oral mencari kenikmatan di mulutnya. Bisa dengan ngemut makanan, nguyah permen karet, gigit kuku atau merokok.

Dan masih banyak masalah lainnya yang juga disebabkan salah pola asuh

Tidak percaya diri, narsistik, susah dapat jodoh, toxic relationship, anti sosial, ketergantungan, tidak bisa mandiri, OCD, kecanduan narkoba, eating disorder dan bahkan penyimpangan seksual… adalah contoh nyata masalah yang disebabkan salah pola asuh.

Bagaimana menghindarinya? Jika sudah terlanjur, apa yang bisa Anda lakukan?

Bagaimana mendukung dan mengarahkan anak Anda sesuai blueprint-nya masing-masing?

Bagaimana agar Anda tidak menghambat anak Anda tanpa Anda sadari dengan ambisi, harapan atau trauma Anda? Atau ketidaktahuan Anda?

Mungkin saya bisa bantu.

Yuk ikut Webinar Adaptive Parenting!

Thanks!

Aldian Prakoso

Aldian Prakoso

Click Here to Leave a Comment Below