Bagaimana Jika Anak Anda Bertanya Tentang Seks? - Adaptive Parenting & Counseling

Bagaimana Jika Anak Anda Bertanya Tentang Seks?

Ketika fisik anak laki dan perempuan mulai berbeda, mereka mulai ingin tahu tentang perbedaan ini. Bagaimana orang tua bisa mendampingi mereka dan memberikan guidance?

Ketika fisik anak laki dan perempuan mulai berbeda, mereka mulai ingin tahu tentang perbedaan ini. Bagaimana orang tua bisa mendampingi mereka dan memberikan guidance?

Ya, ini salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan ke saya.

“Saya kaget pak, anak saya masih SD tahu-tahu nanya ‘caranya gimana ma?’ Lalu kakaknya yang SMA juga bilang kalau sering ditunjuki temannya.”

“Aldian, saya mesti gimana… anak saya bilang ‘teman-temanku sudah pada tahu semua’ padahal dia masih SD.”

Yes, saya tahu masih ada ortu yang merasa risih untuk bicara tentang seks. Ada juga yang merasa itu topik yang tabu untuk dibahas.

Teknologi Makin Canggih

Namun kita mesti merubah cara berpikir kita.

Mana yang lebih baik: anak bertanya tentang seks langsung kepada kita, orangtuanya, atau anak bertanya kepada pihak lain yang belum tentu memberikan jawaban yang benar dan sesuai?

Jika ortu risih, anak juga akan sungkan nanya kepada ortu. Tapi anak tetap kepingin tahu. Dan dia akan mencari jawabannya. Tapi belum tentu dia mendapatkan jawaban dari sumber yang benar dan terpercaya.

Mana yang Anda pilih?

Jaman sudah berubah. Teknologi sudah canggih. Sekarang gampang sekali mencari informasi lewat Internet. Mau download video atau gambar juga mudah.

Let’s say Anda sudah membentengi semua gadget, laptop dan perangkat Anda yang terhubung ke Internet dengan parental control. Bagaimana dengan teman-teman anak Anda? Apakah gadget mereka juga sudah diamankan dengan parental control?

Dan yakinkah Anda kalau semua content dewasa pasti bisa terfilter dan terblokir oleh parental control atau DNS Internet provider?

Jadi lebih baik jika kita membekali anak kita masing-masing dengan sex education.

Bagaimana melakukannya?

Anak Balita

Untuk anak balita, kita bisa mulai ajarkan tentang perbedaan lelaki dan perempuan. Cara termudah adalah dengan kedua ortu mandi bareng anak, dan ajarkan perbedaan fisiknya. Misalnya “Mommy has vagina. Daddy has penis. Mommy’s breast are bigger than daddy’s.” Lakukan secara natural seperti ngobrol agar anak tahu bahwa dia bisa bertanya tentang seks kepada Anda.

Sejak ketiga anak kami masih kecil, saya dan istri sudah biasa menggunakan kata-kata kelamin kepada ketiga kami kami: penis, vagina, payudara. Misalnya ke anak sulung kami yang cowok “sewaktu pipis, penisnya dipegang dan diarahkan pipisnya agar tidak berceceran di lantai.” Jadi mereka sudah terbiasa dan tidak risih dengan kata-kata tersebut.

Anak SD

Anak sulung saya sudah kelas 6 SD, jadi saya ngobrol tentang mimpi basah ke dia. Tapi dijawab “sudah diajarin di sekolah.” Ya sudah, saya tidak bahas lagi waktu itu. Nanti di kesempatan lain saya akan ngobrol lagi tentang topik tersebut ke anak saya.

Ada seorang mama yang punya dua anak: yang kecil kelas 6 SD dan yang besar sudah SMA. Dia panik karena anaknya bungsu nanya “Gimana caranya seks, mama? Gimana bikin baby?”

Saya jawab “Kasih tahu kalau sperma ketemu ovum dan terjadi inseminasi.” Karena jawabannya saya kaitkan dan sesuaikan dengan yang diajarkan di sekolah.

Tapi mama ini masih panik “Iya, dia nanyanya gimana caranya sperma ketemu ovum. Gimana cara jelasinnya?”

Kita bisa jawab secara biologis sesuai yang diajarkan di sekolah dan selipkan nasehat di jawaban kita. Jadi anak tetap merasa natural.

Misalnya:

Kamu di sekolah sudah belajar inseminasi?

Ok good.

Kalau burung seperti ayam, ovum-nya besar, yaitu telur ayam. Telur ini dikeluarkan oleh ayam betina. Lalu  dibuahi oleh ayam jantan dan mendapatkan spermanya. Jadi sperma diberikan di luar tubuh ayam betina, langsung ke telurnya, oleh ayam jantan.

Kalau mamalia seperti anjing, kucing, kelinci. Dan juga termasuk manusia, spermanya diberikan oleh jantan ke ovum yang berada di dalam tubuh betinanya. Lewat penis jantan yang masuk ke vagina betina.

Binatang tidak punya akal budi. Jadi kalau jantan ketemu betina, mereka bisa langsung melakukannya.

Tapi manusia punya akal budi, agama dan norma sosial. Jadi manusia hanya melakukannya setelah menikah.

Ya, kurang lebih seperti itu contohnya. Kita pakai bahasa yang simple dan gampang dimengerti oleh anak, tanpa judgement kepada anak. Jelaskan secara netral.

Anak SMP

Untuk anak yang lebih besar, sudah SMP, Anda juga bisa nonton bareng film dengan adegan eksplisitnya. Tentu saja adegan yang normal antara pria dan wanita, dengan posisi yang normal. Sambil Anda jelaskan.

Anda mungkin risih. So let me ask you this, “Mending mana: anak penasaran, nyari tahu dan nonton sendiri atau bersama temannya, ATAU nonton bersama Anda sambil Anda berikan penjelasan dan nasehat?”

Gate 59 Gate of Sexuality

Dan satu lagi, coba cek Kids Blueprint anak Anda, apakah Gate 59 Gate of Sexuality anak Anda aktif? Jika ya, maka Anda perlu lebih berhati-hati dan mengajarkan anak Anda untuk bisa memilih teman / pergaulan yang baik.

Kenapa?

Karena mereka dengan Gate 59 punya hasrat seks yang tinggi. Dan apalagi jika Gate 59 bertemu bridging gate-nya (pasangan dari gate ini), yaitu Gate 6 Gate of Friction, maka Gate 59 bisa “terdorong” untuk have sex dengan Gate 6 ini.

So please be more careful if your kids have this Gate 59.

Jadi apa yang bisa Anda lakukan untuk sex education anak Anda?

Aldian Prakoso

Click Here to Leave a Comment Below