Nature vs Nurture: Penting Mana? - Adaptive Parenting & Counseling

Nature vs Nurture: Penting Mana?

Setiap anak membutuhkan parenting yang sesuai dengan blueprint-nya. Jadi kita sebagai orang tua perlu menyesuaikan gaya parenting kita dengan anak kita masing-masing, karena setiap anak unik.

Ini pertanyaan yang sering ditanyakan orang tua. Secara logis, seorang anak perlu dididik dan dibesarkan berdasarkan nature (blueprint) dan nurture (parenting).  Tapi ironisnya, sering kali nurture melanggar nature manusia. Biasanya karena  ketidaktahuan orang tua.

Padahal setiap anak membutuhkan parenting yang sesuai dengan blueprint-nya masing-masing.

“Teori perkembangan anak kontemporer tidak mementingkan salah satu nature atau nurture. Keduanya dilihat  saling mempengaruhi. Pengertian terbaru tentang perkembangan anak justru mendukung konsep interaksi gen dan lingkungan. Gen memberikan blueprint individual dari seorang anak… Pengalaman mempunyai peran penting dalam pertumbuhan seorang anak.

Pengalaman tertentu bahkan sangat penting untuk mengaktikan gen tertentu dan memungkinkan kecakapan anak untuk berkembang. Misalnya, agar pusat visual di otak terkoneksi secara penuh, mata perlu distimulasi dengan  cahaya. Dan gerakan serta stimulasi otot diperlukan agar otot bisa berkembang. Nutrisi yang cukup dan stimulasi bahasa mendukung ekspresi gen memenuhi potensi anak tersebut.”

Mayes dan Cohen (2002, p. 89)

Jadi apa yang bisa kita, orang tua, lakukan agar bisa mem-parenting anak kita sesuai blueprint-nya masing-masing?

PERTAMA, tentu saja kita harus tahu nature anak kita, yang bisa kita ketahui lewat Kids Blueprint (chart Human Design) nya. Anda bisa klik di sini untuk mendapatkan Kids Blueprint anak Anda.

KEDUA, kita perlu ingat kalau setiap anak unik dan tidak selalu bertumbuh kembang dengan kecepatan yang sama dengan anak lain (Mayes dan Cohen, 2002, p. 92).

Anak-anak terlambat bicara? Coba cek Kids Blueprint-nya. Apakah Throat-nya undefined? Apa yang bisa Anda lakukan?

Jadi seorang anak mungkin bisa berjalan lebih cepat dari anak lain, atau mulai bisa bicara beberapa bulan sesudah anak lain. Seorang anak mungkin tidak merangkak, tapi langsung mulai berdiri dan berjalan dengan bantuan. Seorang anak mungkin cepat perkembangan bahasanya, tapi lambat untuk belajar pakai pakaian sendiri, atau untuk menoleransi kefrustrasian (Mayes dan Cohen, 2002, p. 93).

Karena itu kita tidak perlu panik kalau seandainya anak kita telat berbicara misalnya. Kita bisa lihat dulu Kids  Blueprint anak kita. Jika Throat-nya undefined, biasanya anak tersebut bisa telat bicara, karena Throat adalah pusat komunikasi, selain pusat tindakan dan manifestasi.

Lalu apa yang bisa kita, orang tua, lakukan jika anak kita punya masalah delay speech atau terlambat berbicara karena Throat-nya undefined? Ya tentu saja kita harus menstimulasi anak kita dengan sering mengajaknya berbicara.

(Ini hanyalah generalisasi yang berlaku pada kondisi normal. Untuk solusi yang lebih akurat diperlukan diagnosa melalui pra sesi / sesi diagnosa. Karena manusia sangat kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhi, seperti pola asuh atau luka batin ortu.)

Berbicara tentang apa? Sebaiknya kita sesuaikan dengan dormant gate anak kita yang menempel di Throat-nya.  Karena Throat mempunyai 11 gate dan tiap gate ini mempunyai ekspresinya masing-masing.

Misalnya anak Anda punya Gate 33 Gate of Privacy, kita ajak bicara saja tentang pengalamannya di masa lalu:

“Kamu tadi mandi di mana?”

“Main apa kemarin?”

“Gimana rasanya waktu jatuh tadi pagi?”

Dengan begitu Anda akan menstimulasi anak untuk berbicara sesuai dengan nature-nya.

Anda mungkin juga bertanya, “Aldian, saya sudah punya Kids Blueprint anak saya, tapi gimana bacanya? Bagaimana praktekin parenting yang sesuai blueprint anak saya ini?”

Pertanyaan yang bagus!

Jadi, KETIGA, Anda bisa mengundang saya untuk menganalisa Kids Blueprint anak Anda dan menjelaskan secara detil bagaimana formula parenting anak yang sesuai dengan blueprint-nya. Anda bisa langsung klik di sini untuk mengundang saya.

Aldian Prakoso

Click Here to Leave a Comment Below