Kenapa Masalah Psikis Ortu Bisa Membuat Anak Bermasalah? - Adaptive Parenting & Counseling

Kenapa Masalah Psikis Ortu Bisa Membuat Anak Bermasalah?

Ada sepasang ortu datang ke saya bersama kedua anak dan babysitter-nya. Masalah mereka adalah anak kedua mereka belum bisa bicara maupun jalan padahal sudah hampir umur 2 tahun. Dan anak ini sudah mereka bawa untuk terapi ke sana ke mari tapi belum ada hasilnya yang signifikan.

Langkah pertama saya adalah mengumpulkan informasi. Jadi saya minta mereka untuk menceritakan secara lengkap dan kronologis apa saja yang terjadi dan sudah dilakukan sejak anak ini dalam kandungan hingga sekarang, termasuk apa diagnosa dokter.

Dari cerita mereka, proses kehamilan ok, proses melahirkan ok. Anak ini bahkan juga sudah dibawa periksa hingga ke Singapura dan profesor di Singapura mendiagnosa bahwa tidak ada gejala autis.

Ok, tidak ada gejala autis. That’s good.

Selanjutnya saya minta mereka ceritakan bagaimana sehari-hari mereka mengasuh anak ini.

Ternyata sejak lahir anak ini langsung diasuh oleh babysitter. Dan hingga anak ini berumur setahun, anak ini selalu diperlakukan seperti bayi oleh babysitter tersebut.

Ah… Anak ini rupanya tidak mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya… karena selalu digendong atau dipangku seperti bayi.

Saya penasaran how could this happen to this little girl?

Dan mama ini melanjutkan ceritanya…

“Saya tidak tega pak Aldian. Saya gak tega anak saya seperti ini. Saya juga anak kedua.”

Ah. Saya pun tanya ke mama ini lagi “anak kedua?”

Dan mama ini pun melanjutkan ceritanya sambil menangis terisak.

“Iya saya anak kedua. Dulu waktu kecil saya diasuh tante saya karena ortu saya sibuk kerja. Pagi diantar ke tante dan malam dijemput. Kadangan nginap. Saya gak pernah dikasih pakaian dan mainan baru. Selalu bekas kakak saya.”

Dan masih panjang ceritanya tentang masa kecilnya… sambil saya terus dengarkan dan catat point pentingnya.

Rupanya mama ini tidak mendapatkan cukup perhatian dan kasih sayang dari kedua ortunya saat kecil. She didn’t get enough love and affections. Akibatnya ini membuat masalah psikis atau luka batinnya terproyeksikan ke anak keduanya tanpa disadarinya.

Di mana akhirnya anak kedua ini jadi mengalami hal yang sama seperti yang dialami mama ini saat kecilnya: diasuh babysitter, serta kurang perhatian dan kasih sayang dari papa mamanya.

Selama masalah psikis mama ini tidak diproses melalui counseling & coaching, maka masalah anak keduanya juga tidak akan terselesaikan.

Kenapa?

Karena dari sudut pandang klasik Psychoanalysis (Sigmud Freud) dan Analytical Psychology (Carl Jung), anak-anak adalah korban projection (proyeksi) salah satu atau kedua ortunya. Dan projection memang adalah sebuah mekanisme yang tidak bisa kita hindari, terlebih dengan luka batin atau masalah psikis yang kita miliki.

Menyelesaikan masalah psikis kita sebagai orang tua adalah prioritas utama kalau kita tidak ingin “mewariskannya” kepada anak-anak kita.

Dan ingat bahwa masalah psikis bukan berarti masalah-masalah yang kita sadari sadari saja, tetapi sebenarnya masalah- masalah psikis adalah masalah-masalah yang terjadi di  Unconscious kita yang sering kali kita tolak, tekan atau abaikan. Jadi bisa saja Anda merasakan aman-aman tanpa masalah, tetapi itu sebenarnya Ego Anda sedang melakukan defense mechanism.

Apakah Anda, teman atau saudara Anda ada yang punya masalah psikis dan anak yang “bermasalah”?

Mari silahkan hubungi saya untuk gratis konsultasi awal / pra sesi.

Aldian Prakoso

Click Here to Leave a Comment Below